Seruan tersebut meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam media serta cara yang diperbolehkan akhlak serta membimbing manusia untuk mendapatkan pengalaman dalam peri kehidupan perseorangan, membangun rumah tangga, bernegara serta bermasyarakat. 2. Endang S. Anshari (1991) السلامعليكم ورحمة الله وبركاته#CeramahSunda #KhUciTurtusi #PoharaJasa #112Dititah Amar Ma'ruf Nahi Munkar ~ Abah Kh Uci Turtusi-----"Barang sia Adapunmenisbatkan (amar ma'ruf nahi munkar) kepada salah satu organisasi islam itu lebih utama. Bahkan terkadang menjadi wajib ketika diyakini atau diduga kuat, tidak akan tercapai dalam mempertahankan agama dan menjaga kelangsungannya dari pihak-pihak yang merusaknya kecuali dengan berpedoman kepada kitab: addawatu attamah dan kitab ihya Upaya amar ma’ruf nahi munkar harus tegak, dalam segala tataran masyarakat, baik sosial, individu, keluarga, masyarakat, nasional bahkan internasional. Kita harus senantiasa ingat bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah Allah, yang mana Allah menjanjikan keberuntungan bagi kita bila menegakkannya. Perhatikan Firman-Nya berikut ini Dia akan gemar memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Dia pun akan membenci kemungkaran. Bahkan dia senantiasa berusaha menghilangkan dan mengubah kemungkaran itu sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika seseorang shalat secara lahiriah, tetapi justru dia suka bermaksiat, tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, malah KH ZAINUDIN MZ - Amar Ma'ruf Nahi Munkarhttps://youtu.be/xBipF93l0aE- https://www.youtube.com/channel/UCrBu0cyOnXO1CungNKfvUEghttps://www.youtube.com/channel d8xNvTx. Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewaijban setiap muslim yang paling utama, yang akan menjadi jalan keselamatan dan menghindarkan dari murka Allah, di dunia maupun di akhirat. amar ma’ruf nahi munkar harus tegak, dalam segala tataran masyarakat, baik sosial, individu, keluarga, masyarakat, nasional bahkan internasional. Kita harus senantiasa ingat bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah Allah, yang mana Allah menjanjikan keberuntungan bagi kita bila menegakkannya. *** KHUTBAH JUM’AT PERTAMA الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ, أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ, وَأَسْأَلُهُ الْمَغْفِرَةَ يَوْمَ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَامَحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بِاالْهُدَى وَالنُّوْرِالْمُبِيْنِ,صَلَّى اللهُ وَ عَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ قال تعالى كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” QS. Ali Imran 110. Jamaah salat Jumat rahimakumullah Di hari yang penuh berkah ini, mari kita menghadapkan hati kita kepada Allah, membuka hati dan pikiran untuk sejenak menyimak nasihat khutbah yang kami harapkan dapat menambahkan ketakwaan kita kepada Allah. Ma’asyiral muslimin jamaah salat Jumat rahimakumullah Jika kita perhatikan dan kita amati secara sepintas saja, apa yang terjadi saat ini di tengah masyarakat muslimin, kita akan mendapatkan fenomena yang seharusnya menjadikan kita semua prihatin akan umat ini. Perhatian ini menjadikan kita mawas diri dan berusaha menjadikan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar kita tidak termasuk golongan mereka yang telah melampaui batas. Sekian banyak bentuk kesyirikan, kezaliman, kejahatan, kemaksiatan yang dengan begitu mudah kita temukan di sekitar kita. Contohnya praktik kesyirikan sudah menjadi suatu yang biasa dilakukan orang. Bahkan dukun, para normal, tukang ramal, ahli zodiak, dan orang-orang semacam mereka, yang jelas-jelas melakukan praktik kesyirikan, dianggap sebagai tokoh panutan dan memiliki tempat terhormat di tengah masyarakat. Contoh lain di antara kaum muslimin sudah tidak bisa lagi menghargai nyawa seseorang, tidak bisa menghargai harta orang lain, dan bahkan tidak bisa menghargai kehormatan manusia. Padahal itu semua telah dilindungi oleh Islam, dan tidak boleh diganggu. Semua itu terjadi karena mereka telah meninggalkan Agama yang hanif ini, menuruti hawa nafsu, terpedaya dan tertipu oleh bujuk rayu setan serta gemerlapnya kehidupan dunia. Di sisi lain, di antara kaum muslimin tidak lagi memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap saudaranya sesama muslim, tidak peduli dengan kejadian dan kondisi yang ada, sehingga segala bentuk kemungkaran semakin hari tumbuh subur, dan sebaliknya segala bentuk kebaikan mulai terkikis dan asing di hadapan manusia. Orang-orang yang ingin selalu konsisten dan istiqamah menjalankan agama dengan benar menjadi asing di tengah masyarakatnya. Sikap keislaman yang baik terkesan batil dan begitu juga sebaliknya. Yang sunah dan sesuai dengan contoh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dianggap sebagai sikap beragama yang ekstrim, dan sebaliknya yang bid’ah dianggap sebagai jalan kebenaran sejati. Semua itu adalah karena yang menjadi tolok ukur beragama adalah perasaan dan keridhaan manusia, bukan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkan kita semua dari sikap timpang semacam ini dalam sabda beliau, مَنِ الْتَمَسَ رِضَا الله بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ الله مُؤْنَةَ النَّاسِ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ الله وَكَلَهُ الله إِلَى النَّاسِ. “Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan mengacuhkan kebencian manusia maka Allah mencukupkannya dari beban manusia, dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan mengesampingkan kemurkaan Allah maka Allah akan menguasakan manusia atas dirinya.” HR. at-Tirmidzi no. 2414 dan dishahihkan oleh al-Albani. Jamaah salat Jumat rahimakumullah Sebegitu hebat kemungkaran yang telah dianggap biasa di tengah masyarakat kita, sampai yang baik menjadi suatu yan dianggap aneh. Orang yang rajin salat berjamaah aneh, kaum muslimah yang mengenakan hijab sesuai syariat aneh, rajin ke tempat-tempat pengajian aneh, laki-laki muslim yang memotong pakaiannya agar tidak isbal aneh, dan semua yang sebenarnya adalah tepat sebagaimana yang diridhai Allah Subahanahu wa Ta’ala, menjadi suatu yang aneh dan asing. Maka sungguh benar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam manakala beliau bersabda, بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ، الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِيْ مِنْ سُنَّتِيْ . “Islam mulanya dianggap aneh asing dan akan kembali dianggap asing seperti semula. Maka kabar gembira yang besar bagi orang-orang yang dianggap aneh asing, yaitu, orang-orang yang memperbaiki menjalankan dengan baik perkara-perkara sunahku yang telah dirusak orang-orang setelahku.” HR. Ahmad dan Muslim Jamaah salat Jumat rahimakumullah Karenanya, merupakan tugas dan kewajiban setiap muslim untuk selalu menjaga kemurnian agama, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan mencegah setiap bentuk kemungkaran. Tentunya kita pernah membaca dan mendengar permisalan yang pernah disampaikan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, sebagaimana beliau bersabda, مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُوْدِ الله وَالْوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوْا عَلَى سَفِيْنَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِيْنَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيْبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا؛ فَإِنْ يَتْرُكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعًا وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعًا. “Perumpamaan orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum Allah dan orang yang terjerumus di dalamnya, adalah seperti sekelompok orang yang berada di dalam sebuah kapal, ada yang mendapatkan tempat di atas melewati orang-orang yang di atas, dan ada yang memperoleh tempat di bawah. Seadng yang di bawah jika mereka berkata, Lebih baik kita melobangi tempat di bagian kita ini bagian bawah, supaya tidak mengganggu kawan-kawan kita yang di atas.’ Rasulullah bersabda, Maka jika mereka yang di atas membiarkan orang yang di bawah melakukan hal itu, pasti binasalah semua orang yang ada di dalam perahu tersebut, namun apabila mereka mencegahnya mereka semua akan selamat’.” HR. Al-Bukhari no. 2493. Jamaah salat Jumat rahimakumullah Jika kita renungkan dengan dalam perumpamaan agung yang disabdakan oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam ini, yaitu seorang hamba Allah yang paling mengetahui tentang keadaan umatnya, tentang sebab-sebab kemuliaan dan kerusakan yang akan terjadi pada mereka berdasarkan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang agungnya keutamaan mengajak orang kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan jahat dan mungkar, yang kita kenal dalam istilah amar ma’ruf nahi munkar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلآَأَوْلاَدُهُم مِّنَ اللهِ شَيْئًا وَأُوْلاَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ “Kalian adalah umat yang terbaik yang pernah dilahirkan untuk manusia, karena menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,dan beriman kepada Allah.” QS. Ali Imran 110 Al-Allamah As-Sa’di mengomentari ayat ini dengan mengatakan, “Allah memuji umat ini sebagai umat yang paling baik yang Allah ciptakan untuk umat manusia. Hal itu dikarenakan Allah menyempurnakan Iman bagi diri mereka, yang dengan iman itu mereka melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah, dan menyempurnakan mereka untuk orang lain dengan amar ma’ruf dan nahi munkar, yang mencakup mendakwahi manusia untuk kembali kepada Allah. Dengan inilah maka umat Islam ini adalah umat terbaik.” Dan sebaliknya Allah melaknat orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab, karena mereka membiarkan kemungkaran terjadi di tengah mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن بَنِى إِسْرَاءِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ {78} كَانُوا لاَيَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ ”Telah dilaknat orang-orang kafir dari bani Israil melalui lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama ain tidak saling melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selali mereka perbuat itu.” Al-Ma’idah 78-79 Ini menunjukkan bahwa membiarkan kemungkaran dan kemaksiatan adalah salah satu sifat orang-orang yang dilaknat Allah. Al-Allamah As-Sa’di berkata, setelah menafsirkan ayat ini, “Hal itu perbuatan mereka yang diam terhadap kemungkaran menunjukkan sikap meremehkan perintah Allah dan bahwasanya berbuat maksiat kepada-Nya adalah suatu yang ringan bagi mereka. Seandainya mereka memiliki rasa pengagungan kepada Rab mereka, niscaya mereka tidak akan menabrak hal-hal yang diharamkan Allah, dan niscaya mereka tidak akan menyukai terhadap sesuatu yang diharamkan Alah. Dan sesungguhnya diam terhadap kemungkaran –padahal mampu untuk merubahnya- adalah sikap yang mendatangkan hukuman; karena mendiamkan kemungkaran akan menimbulkan kerusakan-kerusakan yang besar Di antaranya, hal itu menunjukkan sikap meremehkan dan menganggap enteng kemaksiatan. Demikian juga hal itu akan menumbukan keberanian bagi orang-orang yang gemar melakukan maksiat dan orang-orang fasik untuk semakin berani melakukan maksiat, bahkan secara terang-terangan. Apabila kemungkaran dibiarkan, maka ilmu Agama akan semakin redup di tengah masyarakat dan kejahilan justru akan semakin merajalela, karena apabila kemaksiatan demi kemaksiatan begitu saja dilakukan orang, dan dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha untuk merubahnya, maka masyarakat yang memang minim dengan ilmu agama akan menganggap itu semua sebagai suatu yang bukan maksiat. Mendiamkan maksiat boleh jadi akan menyebabkan kemaksiatan menjadi suatu yang bagus dalam pandangan masyarakat luas, sehingga sebagian masyarakat akan meniru perbuatan pelaku maksiat karena menganggapnya sebagai sesuatu yang bagus.” Dikutip dari Tafsir as-Sa’di secara ringkas dan adaptasi, Ali Imran 78-79. Jamaah salat Jumat rahimakumullah Oleh karena itu, amar ma’ruf nahi munkar adalah kewaijban setiap muslim yang paling utama, yang akan menjadi jalan keselamatan dan menghindarkan dari murka Allah, di dunia maupun di akhirat. amar ma’ruf nahi munkar harus tegak, dalam segala tataran masyarakat, baik sosial, individu, keluarga, masyarakat, nasional bahkan internasional. Kita harus senantiasa ingat bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah Allah, yang mana Allah menjanjikan keberuntungan bagi kita bila menegakkannya. Perhatikan Firman-Nya berikut ini, وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Ali-Imran 104 Lebih dari itu, amar m’aruf nahi munkar adalah salah satu di antara sifat-sifat asasi seorang mukmin sejati, dan karenanya Allah menjanjikan rahmat bagi mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman, وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُُ “Dan orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain, mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. At-Taubah 71 بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا الله مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ KHUTBAH JUM’AT KEDUA الْحَمْدُ ِللهِ وَكَفَى,وَسَلَّمَ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِيْ اصْطَفَى,أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ فِيْ اْلأَخِرَةِ وَاْلأُوْلَى ,وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا Jamaah salat Jumat rahimakumullah Kepedulian kita untuk merubah kemungkaran, adalah salah satu di antara barometer keimanan kita. Coba kita simak dengan baik sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berikut ini, Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ الله فِي أُمَّةٍ قَبْلِيْ إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّوْنَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُوْنَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُوْنَ بِأَمْرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوْفٌ يَقُوْلُوْنَ مَا لَا يَفْعَلُوْنَ وَيَفْعَلُوْنَ مَا لَا يُؤْمَرُوْنَ؛ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ، فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ،ِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذلك مِنَ الْإِيْمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ. “Tidaklah seorang nabi yang diutus oleh Allah sebelumku, melainkan dia memiliki para pembela yang setia dan sahabat-sahabat yang mengikuti sunahnya dan mengikuti perintahnya, kemudian setelah itu datanglah orang-orang yang mengatakan apa yang tidak mereka perbuat, dan justru melakukan apa yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka barangsiapa yang memerangi mereka dengan tangannya, aka dia adalah seorang Mukmin, barangsiapa yang memerangi mereka dengan lisannya, maka dia juga seorang mukmin, dan barangispa yang memerangi mereka dengna hatinya, maka dia juga seorang Mukmin, dan tidak ada iman yang lebih rendah dari itu meskipun sebesar biji sawi.” HR. Muslim no. 50 Kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan bashirah, kekuatan hati, kekuatan ilmu, kekuatan lisan untuk membedakan antara yang hak dan yang batil, yang ma’ruf dan yang mungkar, kemudian kita bersama-sama menegakkan yang ma’ruf dan memberantas segala bentuk kemungkaran dan kebatilan. Dengan harapan semoga Allah menggolongkan kita sebagai mukmin sejati, melimpahkan rahmat bagi kita, dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang beruntung. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيْ, يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىمُحَمَّدٍ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Info Naskah Khutbah Jumat Penulis Ustadz Husnul Yaqin, Lc. Sumber Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, Jilid 2, 1432 H/2011 M, Darul Haq, Jakarta, dengan beberapa penyuntingan seperlunya oleh redaksi Artikel Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur – Pada kesempatan kali ini kita akan kembali memberikan sebuah ceramah singkat yang berjudul “etika amar ma’ruf nahi munkar”. Telah kita ketahui bersama bahwa amar ma’ruf dan nahi munkar itu diperintah dalam banyak ayat-ayat al-Qur’an dan juga dalam banyak hadits. Namun di sini kita akan membahas jugaBahasan Surat asy Syams ayat 9-10Bahasan Hikmah BersyukurBahasan Surat al-Hadid ayat 4Bahasan Surat an-Nisa ayat 59Berikut ini ceramah singkat tentang amar ma’ruf nahi عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أمّا بعدSegala puji hanya milik Allah swt., Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda alam, Nabi besar, Muhammad saw. Tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya, dan juga kita selaku hadirin yang saya hormati. Pada kesempatan kali ini saya akan membicarakan sebuah ceramah yang diberi judul “etika amar ma’ruf nahi munkar”. Tahu kah kita apa yang dimaksud dengan amar ma’ruf dan nahi munkar?Amar ma’ruf dan nahi munkar adalah sesuatu yang memiliki hubungan muatualis. Maksudnya adalah ketika kita melakukan amar ma’ruf maka kita secara otomatis melakukan nahi munkar. Dan begitu pula hadirin yang saya hormati. Amar ma’ruf dan nahi munkar dalam pelaksananyaa memiliki etika-etika yang sangat penting. Etika ini perlu diketahui oleh kita semua agar apa yang kita maksudkan dari amar ma’ruf dan nahi munkar dapat antara etika amar ma’ruf nahi munkar; yang pertama adalah amar ma’ruf dan nahi munkar mesti dilakukan dengan penuh hikmah. Hal ini dijelaskan oleh Allah swt di dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُPara hadirin yang saya hormati. Etika yang kedua adalah amar ma’ruf dan nahi munkar harus dilaksanakan dengan penuh kasih sayang. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah saw di dalam hadis berikut اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأمْرِ كُلِّهِPara hadirin yang saya hormati. Etika yang terakhir adalah amar ma’ruf nahi munkar harus memperhatikan kemaslahatan dan kemafsadatan yang mungkin terjadi di masyarakat. Jangan sampai pelaksanakan nahi munkar malah menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Hal ini dijelaskan di dalam hadis Rasulullah saw berikut أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَامَ أعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي المَسْجِدِ فَتَنَاوَلُهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوْهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءٍ - أَيْ ذَنُوْباً مِنْ مَاءٍ - فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مُعَسِّرِيْنَPara hadirin yang saya hormati. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pada pertemuan kali ini. Semoga kita mendapatkan keberkahan dari pertemuan ini, mendapatkan ilmu dari pertemuan ini, dan dimudahkan untuk اللهُ وَ إِيَّكُمْ أَجْمَعِيْنَ وَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ Materi untuk Ceramah Kultum Ramadhan Alhamdulillahi Rabbil alamin, ash-sholatu wassalamu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallim.. Allah Azza wa Jalla berfirman يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu dan takutilah dengan suatu hari yang pada hari itu seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu syaitan memperdayakan kamu dalam mentaati Allah [Luqman/3133] Allah Azza wa Jalla juga berfirman وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya [al-Anfal/825] Hati-hatilah kalian dengan kehidupan dunia. Janganlah kamu terpedaya dengan kenikmatan dan kesenangannya. Janganlah kamu terperdaya oleh penipu setan dalam mentaati Allah Azza wa Jalla . Janganlah kamu tertipu dengan banyaknya harta. Janganlah kamu tertipu dengan kelapangan hidup, manisnya dunia dan keindahannya. Janganlah kamu tertipu dengan nikmat keamanan dan kesehatan dari Allah Azza wa Jalla . Janganlah kamu tertipu dengan pembiaran Allah Azza wa Jalla kepadamu ketika kamu meninggalkan kewajiban dan banyak berbuat maksiat. Perhatikan orang-orang dan kampung-kampung yang ada di sekelilingmu. Lihatlah, maksiat telah tersebar di masyarakat Islam, maksiat yang telah lalu pun muncul kembali sekarang ini. Di antara mereka ada orang yang meremehkan shalat, mengikuti hawa nafsu, menahan zakat, dan bermuamalah riba secara terang-terangan atau dengan secara penipuan. Allah Azza wa Jalla berfirman يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar [al-Baqarah/29] Mereka menahan zakat dengan alasan mengikuti rukhsah keringanan dari sebagian Ulama`. Mereka tidak melihat bahwa kebenaran adalah yang ditunjukkan oleh dalil. Tidak boleh bagi seorang pun untuk selalu mengikuti rukhsah para Ulama`. Sesungguhnya sebagian ulama mengatakan “Barang siapa selalu mengikuti rukhsah, sungguh ia telah berfaham zindiq”. Mereka Jauh dari sifat malu. Mereka melanggar hal-hal yang diharamkan. Mereka seperti binatang yang hanya mencari perbendaharaan dunia. Mereka meremehkan agama, mencegah dari jalan Allah Azza wa Jalla , dan mengikuti jalan orang-orang kafir. Mereka dihiasi oleh amal-amal buruk mereka. Mereka mengira hal itu adalah kebebasan dan kemajuan. Mereka tidak mengetahui bahwa hal itu merupakan perbudakan di bawah belenggu yahudi dan kemunduran dari jalan Salafus Shalih. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata Mereka lari dari perbudakan yang telah diciptakan menjadi fitrah bagi mereka Dan mereka diuji dengan perbudakan jiwa dan setan Demikianlah kebanyakan manusia di sebagian negara-negara Islam. Kita khawatir akan menimpa negeri kita yang terjaga, yang kebanyakan penduduknya menginginkan kebenaran dan mengerjakannya. Aku khawatir akan tertimpa waba` penyakit di negeri kita hingga kita binasa. Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya sebab-sebab kemunduran ini kembali pada 2 perkara, yaitu 1. Lemahnya agama dan kuatnya orang yang menyeru kepada kebatilan. 2. Lemahnya amar makruf dan nahi munkar dan mudahanah penipuan yang mengatasnamakan agama. Penjagaan agama tidak akan tegak kecuali dengan amar makruf dan nahi munkar. Memerintah apa yang telah di perintahkan Allah Azza wa Jalla dan Rasulnya dan melarang apa yang telah dilarang Allah Azza wa Jalla dan Rasulnya dengan tujuan nasehat karena Allah Azza wa Jalla bagi hambanya Jika kita tidak melakukan amar makruf nahi munkar, hampir-hampir kita lenyap sebagaimana orang-orang selain kita. Karena itulah Allah Azza wa Jalla berfirman وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” [Ali Imran/3104] Saya memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menjadikanku termasuk golongan umat ini. Ya Allah Azza wa Jalla , jadikanlah kami golongan orang yang mengajak kepada kebaikan, melakukan amar makruf nahi munkar dan mendapat keberuntungan di dunia akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” [Ali Imran/3105] Jika kita tidak melakukan amar makruf nahi munkar, kita pasti akan berselisih, karena masing-masing orang akan melakukan sekehendaknya. Dirinya di uji oleh hawa nafsunya. Ketika itu akan terjadi perselisihan/perpecahan di tubuh umat Islam. Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” [Ali Imran/3110] Jika kita mengerjakan 3 hal yaitu Iman kepada Allah Azza wa Jalla ,amar makruf dan nahi munkar. Kita akan menjadi sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia. Jika kita meninggalkannya, maka kita tidak akan menjadi sebaik-baik umat. Bahkan mungkin akan menjadi umat yang paling jelek. Karena tidak ada nasab antara hamba dan Allah Azza wa Jalla .akan tetapi, barang siapa yang bertaqwa, dialah yang mulia di sisi-Nya. Orang yang paling mulia di sisi Allah Azza wa Jalla adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya sebagian manusia mengira bahwa amar makruf dan nahi munkar khusus bagi orang yang di tunjuk oleh daulah pemerintah saja. ini adalah prasangka yang salah. Amar makruf dan nahi mungkar tidak terbatas bagi satu kelompok tertentu saja, akan tetapi merupakan kewajiban seluruh manusia Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran. Mim, di sini adalah untuk syarat dan disebut dengan bentuk umum, artinya siapapun yang melihat kemungkaran, wajib baginya merubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan maka dengan hatinya. Jika ia termasuk orang yang di beri hak oleh penguasa, maka hendaknya mengubah dengan tangannya. Jika tidak, maka hendaknya berpindah kepada derajat yang kedua yaitu dengan lisannya, dengan cara berbicara dengan nasehat dan arahan. Jika tidak mungkin, maka dengan hatinya, dengan cara mengingkari dan membenci kemungkaran tersebut serta berlepas diri dari pelakunya. Akan tetapi, tidak berlepas diri secara mutlak, karena pelaku kemungkaran yang masih muslim ada sisi baik dan sisi buruknya. Hendaknya ia berpaling dari sisi buruknya dan menolong pada sisi baiknya. Jika seseorang tidak merasa tidak bermanfaat ketika mendatangi orang yang berbuat munkar, maka wajib baginya menyerahkan kepada yang berwenang yang berhak mengurusi orang ini. Jika telah menyerahkanya, maka gugurlah kewajibannya dan ia selamat dari dosa. Adapun bagi yang berwenang hendaknya menegakkan perbaikan yang telah Allah Azza wa Jalla wajibkan atas mereka. Sesungguhnya umat tidak akan menjadi kuat dan terpandang hingga mereka bersatu, dan hal itu tidak mungkin tercapai kecuali tegak amar makruf nahi mungkar. Sehingga umat berada dalam satu agama dalam akidah, ucapan, amalan dan jalan yang lurus. Jika tidak, maka fondasi Islam akan roboh. Mereka berpecah menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok merasa bangga dengan kelompoknya. Ketika itu benarlah firman Allah Azza wa Jalla إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat” [al-An`am/6159] Kalian adalah umat yang satu. Jika kalian tidak menegakkan perintah Allah Azza wa Jalla dan melakukan perbaikan di masyarakat dengan menerapkan agama Allah Azza wa Jalla , maka siapa lagi? Jika mereka tidak saling bahu-membahu mencegah keburukan dan kerusakan, maka semua akan hancur. Abdullah bin mas`ud Radhiyallahu anhu berkata“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seseorang dari bani Israil apabila melihat saudaranya mengerjakan dosa, ia pun mencegahnya sebagai permaafan baginya. Jika besoknya tidak mencegah apa yang dia lihat. Ia pun duduk dan makan bersamanya. Tatkala Allah Azza wa Jalla melihat hal itu. Allah Azza wa Jalla pukul hati sebagian mereka kepada sebagian yang lain dan Allah Azza wa Jalla melaknat mereka melalui lisan Nabi mereka Dawud Alaihissallam dan Isa Bin Maryam Alaihissallam. Hal itu karena mereka durhaka dan melampaui batas”” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “ Demi dzat yang diriku berada di tangannya. Hendaklah kalian benar-benar melaksanakan amar makruf dan nahi munkar. Dan hendaklah kalian benar-benar mengambil tangan orang yang bodoh dan membawanya kepada kebenaran atau Allah Azza wa Jalla benar-benar akan memukul hati sebagian kalian dengan sebagian yang lainnya kemudian melaknat kalian sebagaimana Allah Azza wa Jalla melaknat mereka” [Tafsîr ath-Thabary 4/657 dan Ibnu Abî Hatim dalam Tafsîr Ibnu Katsîr 3/161] Tatkala kaum Muslimin menaklukkan pulau Cyprus. Penduduknya takut dan menangis. Diperlihatkan kepada Abu Darda` Radhiyallahu anhu, dia menangis. Ada yang bertanya “Apa yang membuat kamu menangis pada hari Allah Azza wa Jalla memuliakan Islam dan pemeluknya? Ia menjawab “Celaka kamu. Sungguh hina seorang makhluk di hadapan Allah Azza wa Jalla jika mereka meremehkan perintah-perintah-Nya. Sebelumnya mereka adalah umat yang rajanya menindas secara terang-terangan dan mereka meninggalkan perintah Allah Azza wa Jalla. Kamu lihat mereka menjadi seperti sekarang ini” Oleh Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII/1430/2009M. Artikel ini didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 8610185593 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur 🔍 Mimpi Basah Menurut Islam, Lafadz Lailahaillallah Muhammadarrasulullah Arab, Menipu Dalam Islam, Waktu Takbir Idul Fitri, Mandi Wajib Setelah Berhubungan Intim, Yang Membatalkan Wudlu KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 Amar ma'ruf nahi munkar merupakan konsep penting dalam ajaran Islam. Materi khutbah Jumat kali ini menjelaskan bahwa mengajurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran tidak bisa dilakukan secara serampangan. Ada etika dan rambu-rambu yang mesti dipenuhi. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Tugas Amar Ma'ruf Nahi Munkar". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاه. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّيْ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْاٰنِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. فَقَالَ الله تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْمِ كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Amar ma'ruf nahi munkar, yakni mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, merupakan bagian dari ajaran agama Islam. Setiap muslim diwajibkan untuk menebar kebaikan sebanyak mungkin, dan berusaha untuk mencegah kemungkaran di mana pun dia berada. Dalam surat Ali Imran ayat 110, Allah swt berfirman كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ Artinya “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh pada yang ma'ruf, dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah...” QS Ali Imran ayat 110. Imam ath-Thabari dalam Tafsir Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an menjelaskan أَمَّا قَوْلُهُ "تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ" فَإِنَّهُ يَعْنِيْ تَأْمُرُوْنَ بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَالْعَمَلِ بِشَرَائِعِهِ، "وَتَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَرِ" يَعْنِيْ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الشِّرْكِ بِاللهِ وَتَكْذِيْبِ رَسُوْلِهِ وَعَنِ الْعَمَلِ بِمَا نَهَى عَنْهُ Artinya “Adapun firman Allah ta’muruna bil ma’ruf menyuruh kebaikan, maksudnya adalah mengajak untuk beriman kepada Allah, Rasulullah, dan mengamalkan syariat. Sementara wa tanhauna anil munkar mencegah yang munkar, maksudnya mencegah syirik, mendustakan Rasulullah, dan mengerjakan yang dilarang Tuhan.” Meskipun sebuah keharusan, amar ma'ruf nahi munkar tidak boleh dilakukan secara semberono dan serampangan. Penerapan amar ma'ruf nahi munkar mesti dilandasi pada ilmu dan kearifan. Penerapannya tidak boleh bertentangan dengan tujuan disyariatkan amar ma'ruf dan nahi munkar itu sendiri. Jangan sampai, tujuan kita mengajak orang berbuat baik, tapi orang yang diajak malah kabur, karena pendekatan yang kita gunakan tidak cocok dengan objek yang diajak. Jangan sampai juga, tujuannya mencegah kemungkaran, tetapi malah melahirkan kemungkaran yang baru. KH. Achmad Siddiq pernah menulis artikel berjudul “Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagai langkah pembinaan Khaira Ummah dalam Masyarakat Pancasila”. Dalam artikel itu, mengutip Imam al-Ghazali, beliau menjelaskan beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar, supaya gerakannya produktif dan tidak menimbulkan masalah baru. Imam al-Ghazali dalam Ihya ulumiddin menekankan pelaksanan amar ma'ruf nahi munkar terdiri dari empat unsur muhtasib pengawas/pelaksana, muhtasab alaih objek yang diawasi/diajak, muhtasab fih masalah, dan ihtisab bentuk pengawasan/penanganan. Keempat unsur ini saling berkaitan dan apabila berubah salah satunya, maka pola penangananya pun akan berbeda. Misalnya, apabila kita ingin mengajak seorang anak untuk berbuat baik dan rajin beribah, tentu metodenya berbeda dengan orang dewasa. Menerapkan metode orang dewasa terhadap anak kecil akan menimbulkan masalah baru dan kemungkinan besar anak yang diajak tidak akan berubah. Sidang jamaah Jumat yang dirahmati Allah, KH Achmad Siddiq menekankan dua hal terkait pelaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Pertama, perlu dibedakan antara maksiat dengan munkar. Munkar itu lebih luas daripada maksiat. Setiap sesuatu yang dapat membahayakan kepentingan umum dapat disebut sebagai kemungkaran, meskipun tidak dianggap maksiat. Karenanya, kalau ada orang gila yang berzina di depan umum, wajib dicegah, meskipun perbuatan zina bagi orang yang gila tidak termasuk dalam kategori maksiat. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan الْمُنْكَرُ أَعَمُّ مِنَ الْمَعْصِيَةِ، إِذْ مَنْ رَأَى صَبِيًّا أَوْ مَجْنُوْنًا يَشْرَبُ الْخَمْرَ فَعَلَيْهِ أَنْ يُرِيْقَ خَمْرَهُ وَيَمْنَعُهَ، وَكَذَا إِنْ رَأَى مَجْنُوْنًا يَزْنِي بِمَجْنُوْنَةٍ أَوْ بَهِيْمَةٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَمْنَعَهُ مِنْهُ “Munkar lebih umum dari maksiat. Karenanya, apabila melihat anak kecil atau orang gila minum khamar, wajib diambil minumannya dibuang dan dilarang. Begitu pula, jika melihat orang gila berzina, baik dengan sesama orang gila ataupun binatang, hukumnya wajib untuk dicegah.” Selain menekankan pentingnya pembedaan antara maksiat dan munkar, KH Achmad Siddiq juga menegaskan bahwa kemungkaran yang wajib dicegah adalah munkar bil ijma’ disepakati oleh para ulama sebagai kemungkaran, sementara kemungkaran yang masih diperdebatkan hukumnya oleh para ulama tidak wajib untuk dilarang atau dicegah. Ma’syiral muslimin rahimakumullah, Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjelaskan bahwa orang yang akan melakukan amar ma'ruf nahi munkar muhtasib harus berilmu, wara’, dan berakhlak baik. Beliau mengatakan dalam Ihya Ulumiddin وَلْيَكُنْ عَالِمًا وَرَعًا وَحُسْنَ الْخُلُقِ يَتَلَطَّفُ فَلَا يَعْنُفُ، إِمَّا الْعِلْمُ فَلْيَعْلَمُ حُدُوْدَ الْاِحْتِسَابِ، وَالْوَرَعُ لِيَقْتَصِرَ عَلَى حَدِّ الْمَشْرُوْعِ فِيْهِ، وَيَحْسُنُ الْخُلُقَ بِتَلَطُّفٍ فَلَا يَعْنُفُ كَيْلَا يَتَجَاوَزَ حَدَّ الشَّرْعِ فَيَفْسُدَ أَكْثَرُ مِمَّا يَصْلُحُ “Muhtasib harus berilmu, wara’, dan berakhlak baik, bersikap lembut dan tidak keras. Muhtasib harus berilmu supaya mengetahui ketentuan ihtisab pengawasan/bentuk penanganan; muhtasib harus wara’ supaya bisa membatasi diri pada ketentuan yang disyariatkan; berakhlak mulia dengan lembut dan tidak keras supaya tidak melewati batasan syariat, sehingga menimbulkan mafsadat lebih banyak dibanding kemaslahatannya. Jadi orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar harus berilmu, wara’, dan berakhlak mulia. Tidak boleh melakukan kekerasan ketika dalam pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar. Karena kalau melakukan kekerasan, alih-alih menjadi baik, justru mendatangkan kemudaratan dan kemungkaran yang baru. Apalagi dalam konteks bernegara, kita tidak boleh melanggar aturan hukum dalam pelaksanaan amar ma'ruf nahi munkar. Kita harus menyerahkan urusan yang berkaitan dengan hukum kepada aparatus negara, agar tidak terjadi ketidakadilan dan kezaliman. Terlebih lagi, dalam kaidah disebutkan, al-dharar ya yuzalu bidl dlarar, kemudaratan tidak boleh dihilangkan dengan kemudaratan. بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لَآ إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Ustadz Hengki Ferdiansyah, pegiat kajian hadits, tinggal di Jakarta Baca naskah khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat 9 Jenis Bertutur Kata menurut Al-Qur’an Khutbah Jumat Berbuat Baik kepada Tetangga Khutbah Jumat Singkat Mari Mudahkan Urusan Orang Lain Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI Amar Ma’ruf Menyuruh Yang Baik Dan Mencegah Yang Munkar – Pada kesempatan kali ini akan menuliskan tentang Khutbah Jumat. Materi Khutbah ini kami tulis hanya menyediakan yang memerlukan saja. Terkait dengan tema tersebut di atas baiknya mari kita ikuti bersama Tulisan di bawah ini. Sebelumnya kami mohon ma’af kepada para pembaca jika uraian kami nanti tidak berkenan. Mukodimah السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتَهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ Segala Puji hanya bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. Para pembaca yang kami kagumi hadanallahu wa iyyakum. Berikut Teks Khutbah Jumat ringkas. Khutbah Pertama السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِلَهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتِمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَىْ اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُثُّكُمْ وَنَفْسِيْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ فِيْ كُلِّ وَقْتِ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قال الله تعالى كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ، أل عمران ١١٠ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَإِنْ لَمْ تَعْمَلُوا بِهِ كُلِّهِ، وَانْهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَإِنْ لَمْ تَجْتَنِبُوْا كُلُّهُ و قال الله تعالى وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ التوبة ٧١ و قال الله تعالى وَعَدَ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ Amar Ma’ruf Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia. Bertaqwalah kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti memelihara diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan yakni dengan mentaati dan mengerjakan semua perintah Allah serta meninggalkan larangan-larangan-Nya. Juga taqwa yang dapat menumbuhkan amal-amal saleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran, sebab segala perbuatan dan amal manusia, baik maupun jahatnya adalah merupakan pencerminan imannya terhadap Allah SWT. Ketahuilah bahwasanya sudah menjadi sunnatullah apabila kemaksiatan-kemaksiatan, kemungkaran, kejahatan, perzinaan telah berkembang dengan pesat dan dilakukan oleh penghuni ini dengan terang-terangan, tanpa ada rasa malu sedikitpun juga terdapat kepercayaan dan keimanan manusia kepada Allah sudah mulai pudar lantaran terbius oleh godaan duniawi, budi pekerti yang luhur-luhur mulai berantakan dan berubah menjadi perbuatan yang menjijikkan, amalan-amalan yang baik sudah tidak diutamakan, tetapi aneh perbuatan yang jelek malah jadi kebanggaan, kebanyakan manusia hidup diperintah oleh hawa nafsu angkara murka, perintah syaithan yang diindahkan, mereka lebih senang hidup bebas tanpa terikat dengan peraturan agama, masyarakat dan negara, maka ketika suasana seperti itulah Allah menurunkan bencana kerusakan di muka bumi. Oleh sebab itulah Allah memberikan beban kepada orang-orang yang beriman, agar melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar. Amar ma’ruf Nahyil-munkar “Sebagiman Allah Ta’ala dalam surat Ali Imran yang sudah saya bacakan tadi yang artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. QS. Ali Imron 110. Sabda Nabi Shollallahu alaihi wa sallam yang artinya Perintahkanlah olehmu kebaikan meskipun kamu tidak melakukan yang engkau perintahkan cegahlah olehmu kemungkara meskipun kamu tidak menjauhi keseluruhannya. HR. Thabrani Jelaslah bahwa umat Islam adalah semulia-mulia umat bagi pandangan Allah dan ciri mereka senantiasa melaksanakan amal ma’ruf dan nahi munkar. Dari itu sebagai mu’min kita wajib melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar sebagai bukti ketaatan dan kecintaan kepada Allah, yaitu melaksanakan amal saleh dan membendung diri dari tingkah tercela. Dengan demikian sampailah kita kepada suatu kesimpulan bahwasanya dari sekian yang benar akan terpancar akhlak yang baik, dari akhlak yang baik terwujudlah perbuatan yang saleh termasuk didalamnya kesediaanberamarma’ruf dannahi munkar. Orang Beriman Menjadi Penolong Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia. Kunci iman adalah ibadah. Benar tidaknya ibadah seseorang sangat berpengaruh benar tidaknya iman. Dengan kata lain iman yang tidak terpelihara maka ibadahnyapun tidakteratur. Kami telah menyatakan dan mengakui iman kepada Allah, maka ibadah kitapun hendaknya karena Allah dan menuruti ketentuan-ketentuan-Nya. Jadi pertanda seorang mu’min ialah ibadah dan tingkah laku perbuatannya. Firman Allah SWT yang saya bacakan tadi di atas yang artinya “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. QS. At-Taubah 71. Demikianlah gambaran sikap dan sifat seorang mu’min yang disukai oleh Allah. Kepada merekalah Allah menjanjikan kehidupan yang baik di akhirat sebagaimana dalam kelanjutan ayat di atas yang artinya “Allah menjanjikan kepada orang-orang mu’min, lelaki dan perempuan, akan mendapat surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan mendapat tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. itu adalah keberuntungan yang besar”. QS. At-Taubah 72. Demikian khutbah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan brmanfa’at dan diridhoi Allah SWT. بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم ونفعني بما فيه من الأية وذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم Khutbah kedua الْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرْ. صَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا * أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ ! اتَّقُوْا اللهَ وَافْعَلُوْا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوْا السَّيِّئَاتِ، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا فَأَجِيْبُوا اللهَ عِبَادَ اللهِ إِلَى مَادَعَاكُمْ وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى مَنْ بِهِ اللهُ هَدَاكُمْ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَأَهْلِ طَاعَتِكَ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَخْشَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَجَمِيْعَ الْأَمْرَاضِ وَمَوْتَ الْفُجْأَتِ مَالَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِتَائِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِيْدُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُاوْ اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْاهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ Amar Ma’ruf Menyuruh Yang Baik Dan Mencegah Yang Munkar Demikian Teks Khubah Jumat Tema Amar Ma’ruf Menyuruh Yang Baik Dan Mencegah Yang Munkar. – Semoga bermanfaat dan berkah untuk kita semua. Abaikan saja teks khutbah ini, jika pembaca tidak sependapat. Terima kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab.

ceramah amar ma ruf nahi munkar