KiatBagus Berikut yang merupakan kepribadian Utsman bin Affan adalah. Dhafi Jawab Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di Sangat Akurat. >> Klik Disini Untuk Melihat
Dalampenetapan proses produksi barang dan jasa terdapat tahapan atau langkah-langkah yang harus diketahui sebagai teknik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuah produk. Diketahui dalam penetapan proses produksi barang dan jasa terdapat 4 tahapan seperti Routing, Scheduling, Dispatchin, dan Follow-up. Adapun penjelasan dari keempat tahapan
RekonstruksiModel Pengajaran Blended Learning REKONSTRUKSI MODEL PENGAJARAN Blended Learning PADA PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI UNTUK SISTEM PEMBELAJARAN DARING DIMASA PANDEMI COVID-19 M. Arif Rahman Hakim & Reko Serasi PENERBIT CV.ZIGIE UTAMA i M.Arif Rahman Hakim dan Reko Serasi REKONSTRUKSI MODEL PENGAJARAN BLENDED LEARNING PADA PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA
Selanjutnyayang merupakan langkah terakhir adalah pasca produksi atau editing. Sebelum memulai aktifitas editing, sebaiknya semua file materi shooting maupun stock gambar ditata rapi dalam answer choices
PenciptaanIde : Tahapan ini adalah tahapan awal bagi kita dalam menentukan produk yang ingin diciptakan. Dalam tahapan ini biasanya kita memikirkan ide tentang produk apa yang ingin kita buat. Baik produk tersebut sudah ada di pasaran atau belum. Penyaringan Ide : Pada tahapan ini, kita mulai menyaring, menseleksi atau bahkan mengkombinasikan
Kuncijawabannya adalah: B. Membuat project kerja. Menurut ensiklopedia, tahapan - tahapan dalam merencanakan suatu produk, kecuali? membuat project kerja. Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut: Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari hal-hal berikut, kecuali?
ZRBew. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui alur atau proses praproduksi pada produk multimedia! Anak Kelas 12 SMK Jurusan Multimedia wajib baca, nih! — Di situasi pandemi sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan di dalam rumah. Biasanya nih, untuk menghilangkan rasa bosan, kita suka mencari hiburan, mulai dari main sosmed, nge-game, baca buku atau komik, hingga nonton film. Nah, kalo kamu, lebih suka melakukan apa nih, pas lagi bosan di rumah aja? Ternyata, game, buku, komik, dan film merupakan contoh dari produk multimedia, lho. Bahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga termasuk produk multimedia. Hmm, kamu tau nggak nih, apa yang dimaksud dengan multimedia? Pengertian Multimedia Multimedia adalah gabungan dua unsur atau lebih media, seperti teks, gambar, grafik, animasi, audio, atau video menggunakan alat bantu tools serta koneksi link, sehingga menghasilkan output tertentu, bisa berupa informasi menarik atau hal lainnya. Nah, jadi, selain sebagai hiburan, multimedia juga bisa digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya, ya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif loh dalam menyampaikan suatu informasi. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa indra manusia, seperti penglihatan, pendengaran, sampai penciuman. Dalam alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke dalam Standar Operasional Prosedur SOP. Nah, SOP sendiri merupakan prosedur atau tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang alur praproduksi pada produk multimedia terlebih dahulu, ya. Jadi, stay tuned aja di ruangbaca untuk update-an materi selanjutnya. Mengenal Alur Praproduksi Oke, sebelumnya, ada yang sudah tau, apa itu praproduksi? Praproduksi atau sering disebut juga pre production merupakan tahap awal dari proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala macam hal yang akan diperlukan untuk proses produksi. Jadi, kalo diibaratkan nih, misalnya kamu ingin memasak sesuatu, maka tahap kamu membeli bahan-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua yang dimaksud dengan tahap praproduksi. Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi memiliki peran penting terhadap kesuksesan atau kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% dari kegiatan produksi produk multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi, lho. Tahapan Alur Praproduksi pada Produk Multimedia Nah, proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tahapan. Waduh, banyak banget, ya! Kita akan membahas satu per satu setiap tahapannya secara rinci, nih. So, baca terus sampai habis, ya. 1. Menentukan Ide dan Konsep Tahapan yang pertama adalah menentukan ide dan konsep. Ide merupakan gagasan awal yang nantinya akan direalisasikan ke produk yang ingin diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa dari imajinasi, hobi, pengalaman, buku, film, atau lingkungan sekitar. Dari ide ini, kita akan tau, produk seperti apa sih yang ingin kita produksi. Nah, setelah menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, seperti apa bentuk dan gaya pengemasan produk yang ingin kita buat, siapa aja target penontonnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan. Baca Juga Mempelajari Unsur dan Prinsip Dasar Desain Grafis Misalnya nih, kamu punya ide ingin membuat video mukbang makan-makan. Nah, kamu harus tentukan dulu konsep videonya mau seperti apa. Apakah mukbang biasa di rumah, mukbang ke tempat makan, atau sambil ngevlog nih, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, dari ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi pengambilan gambar, background musik, kostum, dan lain sebagainya. Tentunya, ide dan konsep yang menarik akan menghasilkan produk yang menarik juga, ya. 2. Membuat Naskah Selanjutnya, ada tahap pembuatan naskah. Tahap ini juga nggak kalah penting loh dari tahap sebelumnya. Pada pembuatan video atau film, naskah bisa dijadikan acuan dalam proses produksi. Tanpa adanya naskah, bisa-bisa, cerita yang ingin disampaikan nggak bisa tersusun dengan baik, nih. Naskah adalah bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara suara dan gambar, sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengatakan bahwa naskah itu adalah jiwa dan darah dari sebuah produk video. Wah, jadi apa ya kira-kira fungsi naskah itu? Nah, kamu harus tau juga, naskah ditulis secara bertahap, dimulai dari menentukan ide cerita. Hayo, masih ingat nggak, ide bisa diperoleh dari mana aja? Setelah menentukan ide, maka perlu dilakukan riset. Riset ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melalui internet, buku, wawancara, atau datang ke lokasi langsung yang nantinya akan digunakan sebagai latar tempat cerita. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita sinopsis. Sinopsis berisi garis besar jalan cerita, meliputi pengenalan karakter para tokoh, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah. Nah, setelah mengetahui gambaran cerita secara garis besar, cerita mulai disusun berdasarkan urutan adegannya scene. Tahap ini disebut dengan pembuatan outline. Lalu, dari outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment, yaitu uraian mengenai segala urutan kejadian secara rinci, mulai dari kemunculan gambar, sampai berakhirnya cerita. Treatment biasanya digunakan saat membuat naskah film. Nah, setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah terakhir adalah membuat naskah. Naskah sendiri terbagi menjadi dua jenis nih, yaitu naskah 1 kolom wide margin dan naskah 2 kolom. Kalo berikut ini, merupakan contoh naskah 2 kolom. 3. Membentuk Tim Produksi Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin aja bisa membuat karya seorang diri, tanpa bantuan tim. Tapi, hal itu tentu membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa, ya. Nah, dalam skala produksi produk multimedia yang lebih besar, seperti pembuatan film atau video klip, kita pasti membutuhkan sebuah tim produksi. Mustahil dong jika semua kegiatan produksi dikerjakan oleh satu orang aja. Iya, nggak? Biasanya, tim atau kru produksi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tim kreatif dan tim teknis. Hmm, bedanya apa, ya? Oke, jadi, tim kreatif adalah tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide menarik yang bisa memikat konsumen atau penonton. Sementara itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Nah, masing-masing tim terbagi lagi nih peran-perannya. Apa aja ya kira-kira? Yuk, perhatikan gambar berikut ini! 4. Membuat Panduan Gambar Tahap berikutnya adalah membuat panduan gambar. Maksud panduan gambar itu gimana, sih? Nah, gampangnya, panduan gambar bisa diartikan sebagai gambar-gambar yang dijadikan referensi atau contoh untuk memvisualisasikan suatu adegan. Misalnya nih, dalam sebuah cerita, terdapat adegan dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi siswa. Ada banyak siswa yang sedang makan, ngobrol, atau mengantri makanan. Kebayang, ya? Nah, dalam proses praproduksi, panduan gambar biasanya berupa storyboard. Storyboard sendiri adalah sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai naskah cerita. Dengan storyboard, penulis cerita dapat membuat seseorang membayangkan alur cerita melalui gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang sama mengenai ide cerita yang ingin disampaikan penulis. Storyboard berisi informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berisi tentang uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa berupa narasi, dialog, musik ilustrasi, atau sound effect. Sedangkan pada bagian video berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Bisa juga diperjelas dengan menambahkan keterangan berupa teks dari adegan yang ingin diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle yang digunakan. Oh iya, selain storyboard, ada juga media lain yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, loh. Kamu bisa menggunakan floor plan. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang menggambarkan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan juga terdapat jenis-jenis shot dan angle yang akan digunakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board papan foto. Bentuk photo board kurang lebih sama seperti storyboard. Bedanya, kalo photo board bukan berupa ilustrasi gambar, melainkan foto. Nah, kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan adegan dalam cerita. 5. Membuat Jadwal Produksi Selanjutnya, kita masuk ke tahap pembuatan jadwal produksi working schedule. Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, mulai dari tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Nah, working schedule ini biasanya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim produksi dan target waktu yang harus dipenuhi. Kamu harus tau, working schedule penting sekali untuk dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan sebagai laporan perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan sesuai waktunya, alias nggak molor. Jadi, dapat menghindari terjadinya pemborosan biaya. 6. Menentukan Peralatan Produksi Setelah itu, kita akan menentukan perlengkapan apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, ketika proses syuting nanti, ada beberapa peralatan yang belum ada. Atau bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak terlalu dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi jadi akan terhambat dan biaya produksi juga nggak bisa dikeluarkan secara optimal, deh. Nah, berikut ini terdapat beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam proses produksi audio video. 7. Mencari Pemain dan Lokasi Selain menentukan perlengkapan produksi, kita juga perlu mencari pemain dan lokasi untuk keperluan syuting nanti, nih. Kamu pasti pernah mendengar istilah casting, kan? Casting adalah proses pemilihan pemain atau aktor untuk memerankan sebuah karakter pada cerita. Nah, di tahap sebelumnya kan kita sudah membuat naskah, tuh. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih yang dibutuhkan. Dalam produksi film, sebelum melakukan casting, sutradara dan penulis naskah biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 dimensi tokoh. Jadi, masing-masing tokoh penting dalam cerita akan dibedah breakdown 3 dimensi tokohnya. Tujuannya, agar si tokoh atau pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. Nah, 3 dimensi tokoh ini meliputi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Proses casting biasanya dilakukan melalui dua cara, yaitu screen test atau audisi terbuka open casting. Pada screen test, biasanya sutradara sudah memiliki pandangan, siapa aja orang yang cocok untuk memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang orang yang dianggap cocok tersebut untuk melakukan uji kecocokan, dengan memberikan naskah dan meminta orang tersebut untuk memerankan satu atau dua adegan. Sementara itu, pada open casting, cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbuka. Jadi, siapa aja bisa mengikuti audisi tersebut. Nah, informasi open casting ini biasanya akan disebarkan melalui sosial media. Sama halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan memberikan naskah pada peserta dan memintanya untuk memerankan beberapa adegan. Hayo, siapa yang pernah coba ikut open casting? Baca Juga Cara Kerja DHCP Server & Client Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa aja yang paling cocok untuk menjadi pemain. Oh iya, jika proses pemilihan pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita sebut dengan istilah hunting location. Hunting location ini bertujuan untuk mencari lokasi syuting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set dalam naskah. Eits! Mencari lokasi syuting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Kamu perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut Nah, setelah lokasi sudah fix nih, maka tim produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece, yaitu proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara look, mood, dan administrasi. Pada proses ini, kita nggak cuma lihat-lihat aja, tapi juga menentukan hal-hal teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan adegan, menentukan teknis kamera dan lighting, memperhatikan adanya gangguan suara, serta menentukan layout set dan properti. Jangan lupa juga untuk mengambil beberapa foto dan video saat proses hunting location dan reece, ya. Kamu juga perlu mengecek keadaan lokasi sesuai waktu pada adegan. Misalnya nih, ada adegan yang berlangsung pada malam hari, maka kamu harus melihat lokasi di malam hari juga, untuk mendapat gambaran keadaan sebenarnya. 8. Merinci Anggaran Biaya Produksi Oke, kita masuk ke tahap selanjutnya ya, yaitu merinci anggaran biaya produksi breakdown budget. Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Masing-masing departemen pada tim produksi akan membuat rencana anggaran biaya, mulai dari proses praproduksi sampai pascaproduksi. Kemudian, rencana anggaran biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser. Oh iya, kamu nggak perlu khawatir nih jika breakdown budget yang sudah kamu susun, nggak sesuai dengan kondisi di lapangan nanti. Pada dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah perkiraan. Artinya, bisa aja, di situasi real, akan terjadi pembengkakan biaya produksi. Nah, jika mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdiskusi dengan tim untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik. 9. Melakukan Reading dan Rehearsal Akhirnya, sampai juga pada tahap terakhir dalam proses praproduksi produk multimedia nih, yaitu melakukan reading dan rehearsal. Setelah naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya untuk melakukan reading, yaitu proses pengarahan para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-sama dengan membaca skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing oleh sutradara. Reading penting sekali dilakukan oleh para pemeran agar dapat mendalami karakter yang dimainkan. Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya adalah latihan rehearsal. Latihan ini, dilakukan baik dalam bentuk pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan kamera. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat melakukan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan pergerakan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih dalam rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau adegan yang melibatkan banyak dialog aja. Oke, selesai sudah materi kita kali ini. Wah, banyak juga ya yang dibahas. Nah, supaya kamu nggak lupa dengan alur atau proses praproduksi yang sudah dijelaskan di atas tadi, di bawah ini ada rangkumannya, nih. Kamu juga bisa mempelajari materi ini dengan lebih dalam lagi di salah satu produk ruangguru yang bernama ruangbelajar, ya. Tentunya, dipandu dengan Master Teacher yang membuat kamu langsung paham terhadap materi. So, akhir kata, terus semangat belajar dan HidupkanMimpimu! Artikel ini telah diperbarui pada 3 Agustus 2022.
Selesainya tahap produksi menandakan setengah dari proses pembuatan film secara keseluruhan telah usai. Setelah tahap produksi dilakukan, seluruh klip yang terkumpul akan melalui penyortiran. Klip-klip yang terpilih akan dijahit menjadi satu kesatuan. Hal ini disebut sebagai offline editing. Ketika potongan adegan, durasi, dan seluruh detail mentah sudah disepakati, makan proses pasca produksi akan mencapai pitch lock. Setelah itu, dilakukanlah online editing dengan menambahkan elemen-elemen seperti grafis, color grading, visual effects, theme song, music scoring, dan lain sebagainya. Tahap pasca-produksi merupakan salah satu tahapan yang krusial dalam pembuatan film, tanpa tahap ini, tidak ada produk jadi berupa film, yang ada hanyalah berupa rekaman mentah yang belum tentu bisa menyampaikan kisah yang ingin diceritakan. Rekaman mentah pun tidak dalam urutan yang benar karena seringkali direkam dalam urutan yang paling efisien untuk aktor, lokasi, dan berbagai faktor lainnya. Pasca produksi melibatkan banyak orang. Pihak-pihak yang terlibat dalam tahap pasca-produksi adalah editor, penata suara, penata musik, colorist, dan ahli lainnya yang diperlukan dalam tahap ini. Setiap elemen pada tahap ini hadir untuk menghidupkan cerita dalam film. Dalam setiap film, proses pasca produksi memiliki ukuran produksi, anggaran, dan sektor pekerjaan yang berbeda. Durasi dari tahap pasca-produksi ini bergantung pada skala dan ruang lingkup proyek film sehingga tahap ini dapat memakan waktu hingga kerja tahap pasca-produksiMempersiapkan sistem penyimpanan yang cukup untuk memuat seluruh dataMenyempurnakan gambar dengan proses suara dengan Automated Dialog Replacement ADR dan FoleyMelakukan koreksi pada warnaMenambahkan grafis, judul, dan kreditMenyatukan materi lainnya dalam proses editingPentingnya tahap pasca-produksi dalam filmTahap pasca produksi mengolah video mentah hasil tahap produksi sehingga dapat menceritakan kisah yang ingin digambarkan dalam film. Tanpa tahap pasca-produksi, film sangat mungkin untuk tidak memiliki fokus mengenai apa yang akan diceritakan. Tahap pasca-produksi memberikan gambaran akhir pada rekaman mentah tentu sudah menjadi sebuah film. Namun, tanpa proses editing, tentu film tidak akan memberikan cerita yang menarik. Setiap aspek yang ada pada tahap pasca-produksi memiliki peranannya masing-masing pada keseluruhan cerita. Musik latar backsound dan soundtrack akan memperkuat suasana melalui nada-nada dari musik yang digunakan. Suasana juga dapat diperkuat dengan gradasi Penyuntingan gambarProses penyuntingan gambar merupakan hal pertama yang dilakukan dalam tahap pasca produksi. Pastikan untuk merekrut editor yang sudah familiar dengan hasil editingnya. Sinematografer yang bertugas biasanya memberikan beberapa saran dalam proses penyuntingan. Editor akan bekerja dengan bantuan naskah dan hasil rekaman harian. Editor akan membuat edit decision list EDL dan menyunting berdasarkan cara CompostingComposting merupakan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya. Composting membutuhkan keterampilan video editing karena pada prosesnya dilakukan pemotongan cuplikan yang tidak dibutuhkan dan penggabungan scenes yang terdapat di dalam animasi yang sedang dibuat. Dalam proses ini, seringkali dilakukan penambahan transisi video. Composting akan mempengaruhi durasi film dan scene dalam film Menciptakan suaraSetelah gambar selesai dikerjakan, hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menambahkan suara. Untuk hasil suara yang terbaik, rekrutlah seorang ahli dalam menciptakan suara. Penyunting suara bertugas untuk mengurangi percakapan, menyusun trek audio dalam proses penyuntingan film, menghilangkan kebisingan, dan menambahkan efek suara sound effects.Selain penyunting suara yang bertugas dalam tahap ini, foley artist juga memiliki pekerjaannya tersendiri. Seorang foley artist bertugas dalam membuat ulang suara yang tidak terdengar dengan baik pada hasil rekaman. Foley artist bekerja setelah menonton ulang hasil rekaman film di suara yang dikerjakan oleh foley artist adalah suara langkah kaki dan perekaman ulang dialog oleh aktor di studio demi mencapai automated dialog replacement ADR tertentu. Hal ini dilakukan ketika suara yang terekam pada proses produksi tidak tertangkap dengan baik atau untuk menambahkan voice Menilai dan menambahkan musikMusik yang ditambahkan ke dalam film sebagai latar suara biasanya dibuat oleh komposer atau dengan mengajukan lisensi atas karya pemusik atau penyanyi lain. Namun, pembuatan musik oleh komposer agar musik yang dihasilkan bisa lebih personal dan iconic sesuai dengan konsep maupun tema dari film yang digarap. Selain itu, lisensi membutuhkan biaya yang cukup mahal serta membutuhkan perpanjangan lisensi di kemudian hari. Biasanya, pengawas musik yang bertugas untuk mengurus hak rekaman dan Sound mixingSound mixing merupakan proses untuk menyatukan elemen-elemen suara yang terdapat dalam film seperti musik, efek suara, dan dialog. Mixer digunakan untuk menyesuaikan volume secara keseluruhan, menghapus bagian yang kurang bagus, dan memastikan seluruh elemen-elemen suara terdengar Menambahkan efek visual VFXVisual effects atau disebut dengan VFX, merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan menghidupkan karakter, dunia, dan aksi dalam film untuk menghidupkan cerita. Pekerjaan ini dipimpin oleh seorang supervisor VFX. Efek visual mampu menghadirkan dunia imajiner, aksi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dalam dunia nyata, dan menceritakan kisah dalam film dengan lebih efektif. Tim VFX mengerjakan citra dalam frame per frame. Untuk mengerjakan VFX diharapkan editor sudah menyelesaikan tahap editing gambar dan visual memungkinkan penciptaan lingkungan, objek, makhluk, hingga manusia yang tidak mungkin ada dalam dunia nyata dan dapat diambil gambarnya secara langsung. Efek visual ini dilakukan dengan memanipulasi citra di layar. Seringkali, efek visual melibatkan integrasi antara adegan nyata dengan computer-generated imagery CGI. Contohnya seperti naga, ledakan, dan animasi. Baca juga Sering Disamakan, VFX dan SFX Ternyata Berbeda dalam Hal-hal Ini!Meski pun terdengar mirip, visual effects dan special effects memiliki perbedaan yang sangat jauh. Special effects dilakukan secara langsung pada proses pengambilan gambar dalam tahap produksi dan menggunakan peralatan yang dapat ditemukan di dunia nyata seperti kembang api, hujan buatan, riasan prostetik, dan lain sebagainya. Sedangkan, visual effects hadir melalui bantuan komputer dan dilakukan setelah pengambilan gambar pada pasca produksi. Terdapat tiga jenis efek visual yaitu, Computer-generated imagery CGICGI merupakan citra yang dihasilkan komputer yang umum digunakan dalam film. CGI dapat dibuat dalam bentuk 2D maupun 3D. Namun, pemodelan 3D lebih sering dilakukan untuk kebutuhan pembuatan representasi 3D dari objek yang ingin diangkat, permukaan, dan makhluk. Selain digunakan untuk kebutuhan tersebut, CGI juga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih halus seperti mengisi stadion dengan kerumunan penonton hingga mengurangi usia aktor maupun aktris sehingga dapat terlihat lebih muda. CompostingComposting disebut juga dengan istilah “chroma keying.” Hal ini dilakukan dengan menggabungkan elemen visual dari sumber yang berbeda-beda dan membuatnya seolah berada di lokasi yang sama. Untuk dapat membuat efek visual ini, digunakan bantuan blue screen dan greenscreen yang kemudian akan digantikan dengan elemen lain menggunakan composting software pada tahap pasca produksi. Bentuk awal komposisi ini beruka ilustrasi lanskap atau set yang digabungkan dengan live action dari film. Motion Capture mocapMotion capture atau disebut dengan mocap, adalah proses perekaman gerakan aktor maupun aktris secara digital yang kemudian gerakan tersebut ditransfer ke dalam model 3D. Proses ini termasuk merekam ekspresi wajah sang aktor atau aktris. Salah satu cara penangkapan gerak yang umum melibatkan penempatan aktor dalam kostum penangkap gerakan yang ditutupi dengan marker khusus yang dapat dilacak oleh kamera. Data yang didapatkan kemudian ditangkap dan dipetakan ke dalam model kerangka 3D dengan menggunakan motion capture Color gradingKoreksi warna dan color grading dapat dilakukan sebelum atau sesudah dilakukannya penambahan efek visual VFX, tergantung arahan dari masing-masing departemen. Pewarnaan tak jarang dilakukan oleh VFX artist. Pewarnaan berfungsi untuk menjaga konsistensi dan tone setiap adegan dalam Menambahkan judul, kredit, dan grafisBerikutnya, editor akan menambahkan credit title, judul, dan grafis lainnya yang dibutuhkan film Mencetak Digital Cinema Package DCPSetelah seluruh hal di atas dilakukan, hal terakhir yang dikerjakan yaitu melakukan pencetakan digital cinema package atau yang dikenal dengan istilah DCP. Digital cinema package merupakan sebuah standar format penayangan video di bioskop digital. DCP berisikan kumpulan file digital yang digunakan untuk menyimpan dan menyampaikan gambar, suara, dan data streaming. Setelah dicetak, DCP akan didistribusikan ke seluruh bioskop untuk kebutuhan penayangan juga Mengenal Seni Videografi, Teknik Dasar Hingga JenisnyaPeralatan dan software yang digunakan pada tahap pasca produksi Umumnya, tahap pasca produksi menggunakan beberapa peralatan dan perangkat lunak sebagai berikut,1. Adobe Premiere ProAdobe Premiere Pro menyediakan fasilitas editing yang luas mulai dari editing video, audio, grafik, hingga koreksi Final Cut ProFinal Cut Pro biasanya digunakan bagi editor yang terbiasa menggunakan sistem operasi Macintosh dibandingkan Apple logic Pro X and Adobe AuditionApple Logic Pro X dan Adobe Audition digunakan untuk melakukan penyuntingan audio DaVinci ResolveDaVinci Resolve memiliki kegunaan untuk melakukan color grading. Program ini memiliki kecepatan rendering yang lebih baik jika dibandingkan dengan Adobe. Color grading dapat membuat film menjadi lebih menarik dan membawa penonton agar lebih menikmati film yang Avid Music ComposerAvid Media Composer merupakan sistem editing atau aplikasi perangkat lunak untuk penyuntingan video yang dikembangkan oleh Avid Technology pada tahun juga Yuk, Kenali Tahap-tahap Produksi Film Animasi!Membuat film animasi dengan SuperpixelAnda tertarik membuat animasi setelah membaca penjelasan mengenai tahap pasca produksi?Mari buat animasi bersama Superpixel! Superpixel creative agency yang berbasis di Singapura melayani pembuatan berbagai video animasi seperti ideo iklan, konten interaktif, launching produk, corporate video, hingga dan lain-lain. Dengan menggunakan Superpixel, pembuatan video animasi Anda akan ditangani oleh ahli yang sudah tidak diragukan lagi dalam informasi lebih lanjut, hubungi kami di Superpixel creative agency!
- Penerbitan dan grafika menjadi salah satu subsektor industri kreatif. Terutama seiring dengan berkembangnya teknologi cetak. Sehingga tak heran jika produk grafika masih menjadi daya tarik untuk dikembangkan. Setelah melakukan perancangan terhadap ide-ide produk grafis dengan melihat kebutuhan sekitar, dilanjutkan dengan proses buku Peningkatan Kualitas dan Nilai Ekonomis Karya Mahasiswa 2019 karya Annas Marzuki, terdapat beberapa proses produksi grafika,sebagai berikut Persiapan Persiapan menjadi langkah awal dalam memproduksi produk grafis. Persiapan ini terdiri dari mempersiapkan bahan, alat, dan tempat kerja yang aman dan nyaman. Baca juga Perancangan Produk Grafis Jika produksi grafika menggunakan teknik saring, maka peralatan yang dibutuhkan seperti screen dan rakel. Sedangkan bahannya adalah cat dan pengencer cat yang dibutuhkan juga tergantung dari desain dan teknik pewarnaan yang digunakan. Teknik sablon menggunakan teknik blok wana. Sedangkan teknik lain, seperti cetak datar menggunakan prinsip empat acuan warna yaitu CMYK. Tiga warna dan satu hitam. Proses pencetakan Tahap selanjutnya adalah pembuatan acuan cetak yang disesuaikan dengan teknik cetak yang dipilih. Untuk produk stempel, mulai mengukir pola gambar untuk menciptakan bidang tinggi. Sedangkan untuk teknik sablon, mempersiapkan screen sejumlah warna yang diinginkan. Karena setiap warna dalam cetak sablon dibuat film tersendiri. Setelah acuan cetak dibuat, siap untuk melakukan pencetakan pada bahan cetak yang diinginkan. Baca juga 5 Jenis Teknik Cetak Berdasarkan Prinsip
Metodologi yang paling umum dipakai pada proses produksi Multimedia adalah yang biasa disebuat dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia dirancang dengan menjalankan 3 tahap sebagai berikut; Pra produksi / Pre-Production Produksi / Production pasca produksi / Post-Production 1. PRA-PRODUKSI Tahap pra produksi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan persiapan sebelum melakukan produksi. Tahap ini biasanya berjalan sangat lama bahkan terkadang sampai menyita sumber daya waktu 75 % dari keseluruhan produksi. Tahap pra produksi terdiri dari beberapa langkah, antara lain VISI DAN KONSEP, TUJUAN, TARGET AUDIEN, AUTHORING TOOL, MEDIUM DELIVERY, PLANNING STORY BOARD, CONTENT OUTLINE, BUDGETING, SCHEDULING, ASSET MANAGEMENT, TESTINGSATFFING COPYRIGHT/HAK CIPTA , LEGALITAS,ROYALTY CLIENT SIGN OFF AND FUNDING BRAINSTORMING, UP DATE TECHNOLOGY DESIGNER, STORYBOARDER, DIRECTOR , MUSIC COMPOSER, PRODUCER, ECT KONTEN, SERVICES, ARSITEKTUR INFORMASI, INTERAKSI, NAVIGASI,THUMBNAIL, MOCK UP Konseptualisasi atau ide Proses pembuatan multimedia dimulai dengan sebuah “gagasan” atau “visi” yang merupakan titik awal konseptual. Ide harus bisa menjawab pertanyaan mengapa mengembangkan sebuah proyek multimedia; – Apakah multimedia merupakan opsi yang terbaik, atau paling efektif jika dibandingkan dengan bentuk print media ? – Apakah konsep atau ide mengandung nilai jual tinggiprofitable? – Siapa yang akan menjadi pengguna akhir dari produk multimedia ini? – seperti apa platform pemutar multimedia mereka? Tujuan proyek Pengembang multimedia harus menentukan tujuan yang harus dicapai oleh produk akhir multimedia tersebut. Tujuan harus bisa dihitungmeasurable dan ditelaah dari sudut pandang pengguna. Target Audience Kepada siapa produk multimedia akan ditujukan bisa dilihat berdasarkan demografinya – Umur – Gender – Latar belakang pendidikan – Strata sosio ekonomi – Latar belakang etnis – Bahasa – Profesi – Ekspektasi Media Bagaimana pesan/konten bisa menjangkau pengguna, media apa yang paling sesuai digunakan; – CD-ROM – Disk – web – Intranet – kiosk – Perangkat apa yang dimiliki oleh pengguna – Hambatan teknis apa yang harus dilalui Authoring Tools Pengembang menentukan tool-tool authoring apa yang digunakan. Authoring adalah sarana untuk menggabungkan semua elemen; Text, graphics, animation, Sound, video. Planning Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi – Time Planning membuat timeline project secara detail mulai dari proses konsep, desain, sampai produksi. – Work Planning Membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan disebutkan secara detail – Financial Planning/Budgeting Membuat perhitungan biaya yang jelas dan rasional. Legalitas Produsen dan pengguna program multimedia harus menyadari dan mematuhi undang-undang hak cipta. Multimedia, menurut definisi, menggabungkan berbagai unsur dari berbagai sumber, maka dari itu adalah penting untuk mengetahui bagaimana penggunaan materi-materi diatur dalam batasan hukum. Juga penting untuk mendapatkan hak cipta untuk produksi sendiri, setelah produksi selesai. 2. PRODUCTION Tahap produksi merupakan tahap implementasi pra-produksi dimana semua anggota tim pengembang multimedia bekerja. Secara umum tahap produksi multimedia adalah sebagai berikut ELEMEN, SPECIAL EFFECTS, MUSIC, PROOFING, EDITING, ASEMBLY, FORMATING, COMPRESSION INTEGRATION OF CONTENT AND SOFTWARE TESTING, REVISE, DOCUMENTATION Konten Konten adalah obyek-obyek yang terdapat pada aplikasi yang sedang dikembangkan. Pemrosesan isi Proofing, editing, assembly, formatting, compression Pengintegrasian isi dan software Produk harus memudahkan pengguna untuk mengakses atau menggunakannya, serta software yang digunakan harus up date Merevisi isi dan software Menetapkan desain akhir, produk yang terbaik biasanya hasil dari umpan balik dari testeryang berkesinambungan dan modifikasi yang diimplemantasikan pada seluruh proses produksi Membangun / membuat versi alfa Ditetapkannya fungsionalitas, kelengkapan implementasi utama, mengintegrasikan semua modul dalam satu kesatuan. Evaluasi Mengevaluasi setiap hambatan yang terjadi, hasil evaluasi harus dibuat catatannya serta catatan antisipasinya ini penting untung pegangan proyek berikutnya yang akan dibahas pada saat memulai proyek selanjutnya, untuk menge-liminir kesalahan serta gangguan Merevisi software dan isi berdasarkan evaluasi Temuan-temuan dijadikan acuan untuk merevisi kekurangan baik, itu berupa software atau isi. Membangun / membuat versi beta Versi alfa direvisi dan di launching ulang sebagai versi beta. 3. TAHAP PASCA-PRODUKSI Adalah tahap penyelesaian produksi mutimedia menjadi hasil akhir. Tahap Pasca produksi/Post Production diterapkan terutama pada bidang multimedia broadcasting; program television, video, audio recording, photography dan animasi. Setelah aplikasi beta diuji dan direvisi, itu memasuki tahap pengemasan. Produk akhir bisa dibakar ke CD-ROM atau dipublikasikan di internet sebagai sebuah konten web. PROOF CONTENT, PROOF TESTING, CHECK FOR UNEXPECTED ERRORS ACHIEVE ALL PRODUCTION MATERIAL DOCUMENTATION, AFTER SALES,SOURCE ASSET, MASTER DIGITAL FILES, FINAL ASSETS, REVISE CONTENT AND SOFTWARE Evaluasi Evaluasi terakhir dilakukan setelah mendapat umpan balik dari beta testing. Merevisi Revisi pada pasca produksi berarti melakukan penyesuaian akhir pada produk berdasarkan hasil evaluasi sebelum produk dilaunching. Meluncurkan produk jadi Produk disebarkan kepada pengguna atau diserahkan kepada klien.
Mempelajari Galur Praproduksi Produk Multimedia SMK Inferior 12 Yuk, simak artikel ini kerjakan mengetahui alur alias proses praproduksi sreg produk multimedia! Anak Kelas 12 SMK Jurusan Multimedia wajib baca, nih! — Di situasi epidemi sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan di intern apartemen. Galibnya nih, untuk menghibur rasa bosan, kita suka mencari hiburan, mulai dari main sosmed, nge-game, baca buku atau komik, hingga nonton komidi gambar. Padalah, kalo kamu, lebih doyan mengamalkan segala nih, pas lagi bosan di kondominium aja? Ternyata, game, ki akal, komik, dan film yakni contoh berbunga produk multimedia, lho. Bahkan, konten-konten yang ada di sosial ki alat pun, baik itu bagan maupun video, lagi termasuk produk multimedia. Hmm, kamu tau nggak nih, barang apa yang dimaksud dengan multimedia? Pengertian Multimedia Multimedia adalah perantaraan dua unsur atau lebih ki alat, sama dengan teks, tulang beragangan, grafik, animasi, audio, atau video menunggangi alat bantu tools serta aliansi link, sehingga menghasilkan output tertentu, bisa berupa informasi menganjur maupun kejadian lainnya. Nah, jadi, selain andai hiburan, multimedia pun boleh digunakan lakukan memasrahkan informasi kepada penggunanya, ya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif loh kerumahtanggaan menyampaikan suatu butir-butir. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa hangit sosok, sebagaimana penglihatan, pendengaran, hingga penciuman. N domestik alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga jenjang, ialah proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke internal Standar Operasional Prosedur SOP. Ambillah, SOP sendiri yakni prosedur atau tahapan pencahanan yang harus dilakukan sesuai dengan standar nan sudah ditentukan. Di artikel mana tahu ini, kita akan membahas tentang alur praproduksi pada produk multimedia apalagi dahulu, ya. Jadi, stay tuned aja di ruangbaca untuk update-an materi lebih lanjut. Mengenal Alur Praproduksi Oke, sebelumnya, ada yang telah tau, apa itu praproduksi? Praproduksi ataupun sering disebut pula pre production merupakan tahap awal bermula proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala apa macam kejadian yang akan diperlukan bakal proses produksi. Makara, kalo diibaratkan nih, misalnya ia kepingin memantek sesuatu, maka tahap kamu membeli incaran-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua nan dimaksud dengan tahap praproduksi. Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi punya peran terdahulu terhadap keberuntungan maupun kederasan proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu nan lumayan hierarki, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% berbunga kegiatan produksi barang multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi, lho. Tahapan Silsilah Praproduksi pada Produk Multimedia Cukuplah, proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tataran. Waduh, banyak banget, ya! Kita akan menggosipkan suatu masing-masing suatu setiap tahapannya secara rinci, nih. So, baca terus hingga habis, ya. 1. Menentukan Ide dan Konsep Tahapan nan pertama yakni menentukan ide dan konsep. Ide ialah gagasan awal nan nantinya akan direalisasikan ke produk yang mau diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa berpokok imajinasi, hobi, pengalaman, kiat, sinema, atau lingkungan sekitar. Terbit ide ini, kita akan tau, komoditas sebagaimana apa sih yang ingin kita produksi. Nah, sehabis menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, sama dengan segala bentuk dan kecenderungan pengemasan produk yang ingin kita bagi, kelihatannya aja alamat penontonnya, dan pesan apa nan ingin disampaikan. Baca sekali lagi Mempelajari Unsur dan Cara Dasar Desain Grafis Misalnya nih, kamu punya ide ingin menciptakan menjadikan video mukbang makan-makan. Nah, sira harus tentukan dulu konsep videonya mau sebagai halnya apa. Apakah mukbang biasa di apartemen, mukbang ke kancah bersantap, atau berbarengan ngevlog nih, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, bermula ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi penjepretan, background musik, seragam, dan lain sebagainya. Tentunya, ide dan konsep yang menjujut akan menghasilkan produk nan menggandeng pula, ya. 2. Membentuk Tulisan tangan Lebih lanjut, ada tahap pembuatan skenario. Tahap ini juga nggak kalah penting loh berpunca tahap sebelumnya. Pada pembuatan video alias film, naskah boleh dijadikan pola dalam proses produksi. Minus adanya skrip, dapat-bisa, kisah yang ingin disampaikan nggak dapat tersusun dengan baik, nih. Naskah ialah lembaga tertulis dari gagasan atau ide yang mencantol pemberkasan antara suara dan kerangka, sebagai pedoman privat pembuatan sinema, sinetron alias acara televisi. Bilang pakar sinematografi mengatakan bahwa tulisan tangan itu adalah jiwa dan bakat dari sebuah produk video. Wah, jadi apa ya kira-kira keefektifan naskah itu? Nah, kamu harus tau juga, skrip ditulis secara lambat-laun, dimulai mulai sejak menentukan ide cerita. Hayo, masih sadar nggak, ide bisa diperoleh dari mana aja? Pasca- menentukan ide, maka terlazim dilakukan riset. Studi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tersapu cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melintasi internet, kancing, wawancara, atau datang ke lokasi sekalian yang nantinya akan digunakan sebagai latar kancah cerita. Setelah itu, langkah selanjutnya ialah membuat rangkuman cerita sinopsis. Sinopsis berisi garis samudra jalan cerita, membentangi prolog karakter para induk bala, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian penyakit. Sudahlah, sesudah memaklumi gambaran cerita secara garis samudra, cerita menginjak disusun berdasarkan urutan adegannya scene. Tahap ini disebut dengan pembuatan outline . Terlampau, berbunga outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment , ialah jabaran tentang segala urutan peristiwa secara rinci, start dari kemunculan gambar, hingga berakhirnya cerita. Treatment umumnya digunakan momen membuat naskah sinema. Nah, setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah anak bungsu yakni membuat naskah. Skrip sendiri terbagi menjadi dua variasi nih, yaitu naskah 1 kolom wide margin dan naskah 2 kolom. Kalo berikut ini, yakni komplet skenario 2 rubrik. 3. Takhlik Tim Produksi Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin aja bisa menciptakan menjadikan karya seorang diri, tanpa sambung tangan tim. Tapi, hal itu karuan membutuhkan musim dan usaha nan luar legal, ya. Nah, dalam skala produksi komoditas multimedia yang bertambah besar, seperti pembuatan film alias video klip, kita tentu membutuhkan sebuah cak regu produksi. Mustahil dong jika semua kegiatan produksi tergarap oleh satu orang aja. Iya, nggak? Biasanya, cak regu maupun kru produksi terbagi menjadi dua kerumunan, yakni tim produktif dan tim teknis. Hmm, bedanya segala, ya? Oke, kaprikornus, cak regu kreatif adalah tim yang bertanggung jawab lakukan menghasilkan ide-ide menghela yang boleh menawan hati pemakai ataupun pemirsa. Provisional itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Cukuplah, saban tim terbagi lagi nih peran-perannya. Barang apa aja ya kira-asa? Yuk, perhatikan kerangka berikut ini! 4. Takhlik Panduan Bagan Tahap berikutnya yaitu membuat panduan lembaga. Harapan panduan gambar itu gimana, sih? Nah, gampangnya, panduan rang bisa diartikan sebagai gambar-rangka yang dijadikan bacaan atau contoh bikin memvisualisasikan suatu babak. Misalnya nih, dalam sebuah kisahan, terwalak babak dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi pesuluh. Ada banyak siswa yang sedang makan, ngobrol, atau mengantri kas dapur. Kebayang, ya? Nah, dalam proses praproduksi, panduan gambar kebanyakan riil storyboard. Storyboard seorang merupakan sketsa bentuk yang disusun secara kronologis sesuai tulisan tangan cerita. Dengan storyboard, perekam kisahan dapat membuat seseorang mengibaratkan alur cerita melalui tulangtulangan-gambar nan disajikan, sehingga boleh menghasilkan cerapan yang sama mengenai ide kisahan yang cak hendak disampaikan penulis. Storyboard pintar informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berilmu akan halnya uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa konkret cerita, dialog, irama ilustrasi, maupun sound effect. Sedangkan pada bagian video weduk mengenai paparan adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Dapat pula diperjelas dengan menambahkan pemberitaan faktual pustaka bersumber adegan yang cak hendak diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle nan digunakan. Oh iya, selain storyboard, ada juga media tak yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, loh. Anda bisa menggunakan floor plan. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang melukiskan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan pun terdapat varietas-jenis shot dan angle yang akan digunakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board tiang foto. Rencana photo board kurang lebih proporsional sebagaimana storyboard. Bedanya, kalo photo board lain berwujud ilustrasi gambar, melainkan foto. Nah, kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan episode dalam cerita. 5. Takhlik Jadwal Produksi Selanjutnya, kita ikut ke tahap pembuatan jadwal produksi working schedule. Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, berangkat berpangkal tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Terimalah, working schedule ini lazimnya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas nan harus tergarap maka dari itu tim produksi dan incaran tahun yang harus dipenuhi. Kamu harus tau, working schedule penting sekali buat dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan umpama pesiaran perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat melanglang sesuai waktunya, alias nggak molor. Jadi, bisa menghindari terjadinya pemborosan biaya. 6. Menentukan Peralatan Produksi Setelah itu, kita akan menentukan alat apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, momen proses syuting nanti, ada bilang peralatan yang belum cak semau. Maupun bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak bersisa dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi kaprikornus akan terhambat dan biaya produksi sekali lagi nggak dapat dikeluarkan secara optimal, deh. Sudahlah, berikut ini terletak beberapa perlengkapan yang lumrah digunakan internal proses produksi audio video. 7. Mengejar Pemain dan Lokasi Selain menentukan perangkat produksi, kita juga terlazim mencari pemain sandiwara dan lokasi untuk keperluan syuting kemudian hari, nih. Kamu pasti pernah mendengar istilah casting, kan? Casting adalah proses penyaringan pemain alias aktor untuk memerankan sebuah khuluk pada cerita. Sudahlah, di tahap sebelumnya kan kita sudah takhlik skrip, tuh. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih nan dibutuhkan. Dalam produksi komidi gambar, sebelum berbuat casting, sutradara dan penulis tulisan tangan biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 ukuran tokoh. Jadi, saban tokoh berguna dalam cerita akan dibedah breakdown 3 ukuran tokohnya. Tujuannya, mudah-mudahan si tokoh alias pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. Nah, 3 matra biang kerok ini membentangi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Proses casting kebanyakan dilakukan melalui dua pendirian, merupakan screen test atau audisi terbuka open casting. Lega screen test , biasanya sutradara telah memiliki rukyat, siapa aja turunan yang sekata kerjakan memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang makhluk yang dianggap sekata tersebut untuk mengerjakan uji kecocokan, dengan menyerahkan skenario dan mempersunting orang tersebut untuk memerankan suatu atau dua adegan. Sementara itu, pada open casting , cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbabang. Bintang sartan, mungkin aja dapat menirukan audisi tersebut. Ambillah, informasi open casting ini lazimnya akan disebarkan melalui sosial wahana. Sepadan halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan menerimakan naskah pada peserta dan memintanya kerjakan memerankan beberapa putaran. Hayo, mungkin yang pernah coba ikut open casting? Baca juga Cara Kerja DHCP Peladen & Client Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa aja yang paling kecil cocok untuk menjadi pemain. Oh iya, takdirnya proses seleksi pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita tutur dengan istilah hunting location. Hunting location ini berujud kerjakan mencari lokasi syuting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set intern skenario. Eits! Mencari lokasi syuting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Sira perlu mencerca beberapa hal, di antaranya bak berikut Nah, selepas lokasi sudah fix nih, maka skuat produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece , merupakan proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara look, mood, dan administrasi. Sreg proses ini, kita nggak cuma tatap-lihat aja, tapi kembali menentukan hal-situasi teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan penggalan, menentukan teknis kamera dan lighting, menuding adanya gangguan suara minor, serta menentukan layout set dan hoki. Jangan lupa lagi cak bagi cekut sejumlah foto dan video detik proses hunting location dan reece, ya. Kamu juga terbiasa membuayai keadaan lokasi sesuai musim pada adegan. Misalnya nih, ada adegan yang berlangsung sreg lilin lebah waktu, maka kamu harus melihat lokasi di lilin batik tahun juga, buat mendapat gambaran situasi sebenarnya. 8. Merinci Antisipasi Biaya Produksi Oke, kita timbrung ke tahap selanjutnya ya, adalah merinci anggaran biaya produksi breakdown budget. Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Per kementerian pada tim produksi akan membuat tulangtulangan anggaran biaya, mulai berbunga proses praproduksi setakat pascaproduksi. Kemudian, bagan prediksi biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser. Oh iya, engkau nggak perlu risau nih takdirnya breakdown budget yang sudah kamu susun, nggak sesuai dengan kondisi di tanah lapang jemah. Puas dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah rekaan. Artinya, bisa aja, di kejadian cak benar, akan terjadi pembesaran biaya produksi. Nah, takdirnya mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdebat dengan tim bagi mendapatkan jalan keluar nan terbaik. 9. Melakukan Reading dan Rehearsal Hasilnya, sebatas juga plong tahap bungsu kerumahtanggaan proses praproduksi produk multimedia nih, yaitu mengerjakan reading dan rehearsal. Pasca- naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya bikin melakukan reading , yaitu proses brifing para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-begitu juga mendaras skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing maka dari itu sutradara. Reading penting sekali dilakukan maka dari itu para pemeran seharusnya dapat mendalami karakter yang dimainkan. Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya ialah cak bimbingan rehearsal. Latihan ini, dilakukan baik dalam rancangan pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan tustel. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat mengerjakan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan rayapan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih internal rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau bagian yang melibatkan banyak dialog aja. Oke, selesai sudah lalu materi kita kali ini. Waduh, banyak lagi ya yang dibahas. Nah, supaya kamu nggak lupa dengan alur maupun proses praproduksi nan sudah dijelaskan di atas tadi, di bawah ini ada rangkumannya, nih. — Engkau kembali bisa mempelajari materi ini dengan lebih n domestik pula di keseleo satu produk ruangguru yang bernama ruangbelajar, ya. Tentunya, dipandu dengan Master Teacher yang membuat beliau serta merta paham terhadap materi. So, akhirulkalam, terus atma belajar dan HidupkanMimpimu! Artikel ini telah diperbarui puas 22 Juli 2021. Hani Ammariah Anaknya seneng ngitung, tapi nggak prediksi. Adv amat pernah kuliah di Institut Perladangan Bogor jurusan Matematika. Sekarang jadi ahli nulis Content Writer di Ruangguru.
berikut adalah tahapan untuk pasca produksi digital kecuali